Sirkulasi Kendaraan Roda Empat Pengunjung Pada
Mall Taman Anggrek Jakarta Barat
BAB I
DESKRIPSI OBJEK
Pertumbuhan dan
perkembangan sentra-sentra bisnis dan
perdagangan di kota jakarta pada
zaman ini cukup maju. Hal ini
didukung juga
dengan bertambahnya
pertumbuhan ekonomi khususnya di kawasan pusat perbelanjaan/shopping center
di sekitar kota Jakarta barat. Dalam rangka menciptakan Jakarta sebagai pusat kota tujuan wisata belanja.
Tidak
hanya dalam perkembangannya, namun dalam segala bidang pun pusat perbelanjaan memberikan dampak semakin
meningkatnya taraf hidup masyarakat, kebutuhan semakin bertambah, serta sifat
konsumerisme manusia semakin mengemuka. Pada awal tahun 90-an mulai marak
dibangun pusat-pusat perbelanjaan (shopping
centre) yang kemudian seiring dengan perkembangannya dipadukan dengan
konsep hiburan (entertainment), yang
selanjutnya memicu perkembangan mall
dengan berbagai konsep-konsep yang berbeda.
Namun
pada zaman ini Arus urbanisasi yang sulit dibendung menyebabkan pertambahan
penduduk yang sangat besar menyebabkan pertumbuhan kendaraan juga berkembang
dan kebutuhan akan lahan parkir pada sebuah tempat pusat keramaian, contohnya
pusat perbelanjaan /shopping center, mall dan sebagainya. Akibat dari hal ini
pada beberapa pusat perbelanjaan di kota jakarta tidak memiliki kapasitas yang
cukup besar dalam segi tempat parkir
yang bisa menampung kendaraan pegunjung dan juga beberapa pusat perbelanjaan/shopping center yang sirkulasi kendaraan dalam parkirannya tidak
begitu baik contohnya pada bangunan mall
taman anggrek di kota Jakarta barat , kendaraan pengunjung yang datang biasanya
bingung bila mana ingin memarkirkan kendaraanya pada pusat perbelanjaan
tersebut karena pola sirkulasinya kurang baik dan tempat parkir kendaraannya
kurang terataur .hal ini memunculkan ide untuk mempelajari kesalahan pola
sirkulasi dan letak tempat parkir kendaraan pada sebuah pusat perbelanjaan/shopping center mall taman anggrek.
Berdasarkan
latar belakang tersebut tentang tempat parkir yang kurang dalam segi kapasitas
parkir kendaraan,pola sirkulasi yang kurang baik dan tempat parkir kendaraan
yang kurang teratur pada mall taman
anggrek jakarta, penulis menyimpulkan
bahwa perlu adanya analisis pada pola sirkulasi kendaraan pengunjung dan letak
parkir kendaraan yang kurang teratur.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi sirkulasi adalah sebagai berikut:
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sirkulasi adalah suatu peredaran (Sugono, 2008:1361).2. Menurut (Haris, 1975) menyebutkan bahwa sirkulasi merupakan suatu pola lalu lintas atau pergerakan yang terdapat dalam suatu area atau bangunan. Di dalam bangunan, suatu pola pergerakan memberukan keluwesan, pertimbangan ekonomis, dan fungsional.3. Tali yang terlihat dan menghubungkan ruang-ruang dalam suatu bangunan atau tali yang menghubungkan deretan ruang dalam dan ruang luar secara bersama-sama (Ching, 1973).4. Sistem sirkulasi adalah prasaran penghubung vital yang menghubungkan berbagai kegiatan dan penggunaan suatu lahan di atas suatu area dan di dalam bangunan yang mempertimbangkan aspek fungsional, ekonomis, keluwesan dan kenyamanan (Tofani, 2011).
B. Fungsi Sirkulasi
Menurut
(Ching
: 265) fungsi sebuah sirkulasi adalah sebagai elemen penyambung inderawi yang
menghubungkan ruang-ruang sebuah bangunan, atau serangkaian ruang eksterior
atau interior manapun secara bersama-sama.
C. Jenis – Jenis Sirkulasi
Jenis
– jenis sirkulasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Tofani (2011) dalam laporan tugas akhirnya, menyebutkan pada
dasarnya sirkulasi dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan fungsinya, yaitu:
1.
Sirkulasi Manusia: Pergerakan manusia akan mempengaruhi
sistem sirkulasi dalam tapak. Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau
plaza yang membentuk hubungan erat dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak.
Hal yang perlu diperhatikan, antara lain lebar jalan, pola lantai, kejelasan
orientasi, lampu jalan, dan fasilitas penyeberangan (Hari, 2009). Selain itu
ada beberapa ciri dari sirkulasi manusia, yakni: 1) kelonggaran dan flaxsibel
dalam bergerak, 2) berkecepatan rendah, dan 3) sesuai dengan skala manusia
(Tofani, 2011).
2.
Sirkulasi Kendaraan: Hari (2008) mengungkapkan bahwa secara
hierarki sirkulasi kendaraan dapat dibagi menjadi 2 jalur, yakni antara lain:
1) jalur distribusi, jalur untuk gerak perpindahan lokasi (jalur cepat), dan 2)
jalur akses, jalur yang melayani hubungan jalan dengan pintu masuk bangunan.
3.
Sirkulasi Barang: Sirkulsi barang umumnya disatukan atau
menumpang pada sistem sirkulasi lainnya. Namun, pada perancangan tapak dengan
fungsi tertentu sistem sirkulasi barang menjadi sangat penting untuk
diperhatikan. Contoh sitem sirkulasi barang secara hovizontal dan vertikal
adalah lift barang, conveyor belt, jalur troli, dan lain-lain (Rahmah, 2010).
D. Pola Sirkulasi
Pola sirkulasi atau Konfigurasi jalur menurut (Ching : 265) dapat
dibagi menjadi 6, yakni sebagai berikut :
1. Linear
Seluruh
jalur adalah linear. Namun, jalur yang lurus dapat menjadi elemen pengatur yang
utama bagi serangkaian ruang. Sebagai tambahan, jalur ini dapat berbentuk
kurvaliear atau terpotong-potong, bersimpangan dengan jalur lain, bercabang,
atau membentuk putaran balik.
2. Radial
Sebuah
konfigurasi radial memiliki jalur-jalur linear yang memanjang dari atau
berakhir di sebuah titik pusat bersama.
3. Spiral
Sebuah
konfigurasi spiral merupakan sebuah jalur tunggal yang menerus yang berawal
dari sebuah titik pusat, bergerak melingkar, dan semakin lama semakin jauh
darinya.
4. Grid
Sebuah
konfigurasi grid terdiri dari dua buah jalur sejajar yang berpotongan pada
interval-interval regular dan menciptakan area ruang berbentuk bujursangkar
atau persegi panjang.
5. Jaringan
Sebuah
konfigurasu jaringan terdiri dari jalur-jalur yang menghubungkan titik-titik
yang terbentuk di dalam ruang.
6. Komposit
Pada
kenyataanya, sebuah bangunan biasanya menggunakan kombinasi pola-pola yang
berurutan. Titik-titik penting pada pola manapin akan menjadi pusat aktivitas,
akses-akses masuk kedalam ruangan dan aula serta tempat bagi sirkulasi vertikal
yang di sediakan dengan tangga, ram, dan elevator. Titik-titik ini menyelingi
jalur pergerakan menuju sebuah bangunan dan memberikan kesempatan untuk
berhenti sejenak, beristirahat, dan melakukan orientasi ulang. Untuk mencegah
terjadinya sebuah jalur cabang yang berbelit dan tidak berorientasi, perlu ada
susunan hirarki di antara dan titik-titik sebuah bangunan dengan cara
membedakan skala, bentuk, panjang, dan penempatan mereka.
A. Shopping Center
Pengertian shopping center
atau pusat perbelanjaan secara umum adalah kompleks pertokoan yang dikunjungi
untuk membeli atau melihat dan membandingkan barang – barang dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi social masyarakat serta memberikan kenyamanan dan keamananberbelanja
bagi pengunjung
Definisi Shopping Center
Shopping Center sebagai suatu sarana
perdagangan terdiri dari berbagai jenis. Bila dilihat dari segi tata bahasa,
pengertian pusat perbelanjaan dapat diuraikan sebagai berikut :
Center (Pusat) :
1.
Sebuah
titik dimana perhatian orang diarahkan.(Oxford
Advanced Learner’s Dictionary)
2.
Sebuah
tempat dimana aktifitas - aktifitas tertentu dikonsentrasikan. (Oxford Advanced Learner’s Dictionary)
3.
Tempat
yang berada ditengah-tengah /mengumpul pada suatu dimana segala sesuatu
dipusatkan pada tempat tersebut.
Shopping (Perbelanjaan) : suatu wadah yang
menampung kelompok-kelompok dagang dalam melakukan kegiatan jual beli,
penyaluran, pertukaran, dan pertemuan antara persediaan dan penawaran barang
dan saja suatu sistem manajemen yang terencana. (Menurut Darlow dalam endelosed shopping centers).
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat ditarik secara garis
besar definisi Shopping Center adalah
:
Suatu kumpulan toko-toko eceran dalam
suatu kelompok yang sedikit banyak ada hubungannya satu sama lain disuatu
tempat biasanya diciptakan oleh seorang pembangun, yang kemudian menyewakan
toko-toko itu kepada orang lain, seringkali persetujuan sewa menyewa itu menetapkan
bahwa hanya terdapat satu toko dari jenis dalam pusat perbelanjaan tersebut,
bahwa masing masing toko itu akan penjualannya, dan lain-lain. (Menurut Rahman
dalam ensiklopedia ekonomi keuangan perdagangan)
B. Kendaraan Roda Empat
Perkembangan transportasi atau
kendaraan
dalam sejarah bergerak dengan sangat perlahan, berevolusi dengan terjadi
perubahan sedikit-demi sedikit, yang sebenarnya diawali dengan perjalanan jarak
jauh berjalan kaki pada zaman paleolithic. Sejarah manusia menunjukkan bahwa
selain berjalan kaki juga dibantu dengan pemanfaatan hewan yang menyeret suatu
muatan yang tidak bisa diangkat oleh manusia dan penggunaan rakit di sungai.
Pengertian Kendaraan
Defnisi kendaraan menurut
wikipedia Kendaraan atau angkutan atau wahana adalah alat transportasi, baik yang digerakkan oleh mesin
maupun oleh makhluk hidup. Kendaraan ini biasanya buatan manusia (mobil, motor,
kereta, perahu, dan pesawat), tetapi ada yang bukan buatan manusia dan masih
bisa disebut kendaraan, seperti gunung es dan batang pohon yang mengambang.
Kendaraan tidak bermotor dapat juga digerakkan oleh manusia atau ditarik oleh
hewan, seperti gerobak.
Menurut Wikipedia kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik
untuk pergerakkannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya kendaraan
bermotor menggunakan mesin pembakaran dalam, namun motor listrik dan mesin
jenis lain (misalnya kendaraan listrik hibrida dan hibrida plug-in) juga dapat
digunakan. Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya berjalan di atas
jalanan. Jenis-jenis kendaraan bermotor dapat bermacam-macam, mulai dari mobil,
bus, sepeda motor, kendaraan off-road, truk ringan, sampai truk berat (https://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bermotor).
Fungsi Kendaraan
Menurut morlok (1984) Fungsi kendaraan
diklasifikasikan menjadi beberapa bagian penting. Kendaraan memiliki fungsi
yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan
menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector). Sedangkan
manfaat kendaraan menjadi tiga klasifikasi yaitu:
1. Manfaat Ekonomi
Kegiatan ekonomi
bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat kendaraan adalah
salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan
mengubah letak geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya
transaksi.
2. Manfaat Sosial
Kendaraan menyediakan berbagai
kemudahan, diantaranya :
·
Pertukaran atau penyampaian informasi
·
Pelayanan untuk perorangan atau
kelompok
·
Perjalanan untuk bersantai
·
Memendekkan jarak
·
Memencarkan penduduk.
3. Manfaat Politis
kendaraan menciptakan persatuan,
pelayanan lebih luas, keamanan negara, mengatasi bencana, dll.
4. Manfaat Kewilayahan
Memenuhi kebutuhan penduduk di kota,
desa, atau pedalaman terutama yang berkaitan dengan sirkulasi dan mobilisasi
serta perangsang pembangunan.
A.
Parkir
Parkir
adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena
ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum dilarang untuk parkir. Setiap
pengendara kendaraan bermotor memiliki kecendrungan untuk mencari tempat untuk
memarkir kendaraannya sedekat mungkin dengan tempat kegiatan atau aktifitasnya.
Sehingga tempat-tempat terjadinya suatu kegiatan misalnya seperti tempat
kawasan pariwisata diperlukan areal parkir.
Pembangunan sejumlah gedung atau tempat-tempat kegiatan umum sering kali
tidak menyediakan areal parkir yang cukup sehingga berakibat penggunaan
sebagian lebar badan jalan untuk parkir kendaraan (Warpani, 1990).
Pengertian
Parkir
Menurut Pedoman
Perencanaan dan Pengoperesian Fasilitas Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat 1998 parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat
sementara. Termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang
berhenti pada tempat- tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu ataupun
tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan dan menurunkan orang
atau barang. PP No.43 tahun 1993 menjelaskan definisi parkir adalah suatu
keadaan dimana kendaraan tidak bergerak
dalam jangka waktu tertentu atau tidak bersifat sementara.
1.
Tujuan
Menurut Pedoman
Perencanaan dan Pengoperesian Fasilitas Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat 1998 tujuan didirikannya fasilitas parkir adalah :
·
Memberikan tempat
istirahat kendaraan.
·
Menunjang kelancaraan
arus lalu-lintas
Satuan Ruang Parkir
Suatu satuan ruang parkir (SRP)
adalah ukuran luas efektif untuk meletakan kendaraan (mobil penumpang,
bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas dan buka pintu. Untuk
hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil penumpang.
Satuan ruang parkir digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang parkir. Tetapi
untuk menentukan satuan ruang parkir tidak terlepas dari
pertimbangan-pertimbangan seperti halnya satuan-satuan lain. Pada ruang parkir
dikendalikan, ruang parkir harus diberi ruang marka pada permukaan jalan. Ruang
parkir dibagi dalam dua bentuk, yaitu :
1. Ruang
parkir sejajar; lebih diinginkan jika
kendaraan-kendaraan berjalan melampaui ruang parkir tersebut dan kemudian masuk
mundur. Ukuran standar untuk bentuk ini adalah 6,1 x 2,3 atau 2,4 meter.
2.
Ruang
parkir bersudut, makin besar sudut masuknya, maka makin
kecil luas daerah masing-masing ruang parkirnya, akan tetapi makin besar juga
lebar jalan yang diperlukan untuk membuat lingkaran membelok bagi kendaraan
yang memasuki ruang parkir.
Penentuan
satuan ruang parkir (SRP) untuk masing-masing jenis kendaraan telah dianalisis
sedemikian rupa dan dengan beberapa pendekatan. Penentuan SRP dibagi atas tiga
jenis kendaraan dan berdasarkan penentuan SRP untuk mobil penumpang
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) golongan seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Penentuan
satuan ruang parkir(SRP)
No.
|
Jenis Kendaraan
|
Pengguna dan/atau peruntukan
fasilitas parkir
|
Satuan Ruang Parkir
|
1
|
a. Mobil Penumpang Untuk Golongan I
|
Karyawan/pekerja kantor,
tamu/pengunjung pusat kegiatan perkantoran, perdagangan, pemerintahan,
universitas.
|
2,30x 5,00
|
b. Mobil Penumpang Untuk Golongan
II
|
Pengunjung tempat olahraga, pusat
hiburan/rekreasi, hotel, pusat perdagangan eceran/swalayan, rumah sakit, bioskop.
|
2,50 x 5,00
|
|
c. Mobil Penumpang Untuk Golongan
III
|
Orang cacat.
|
3,00 x 5,00
|
|
2
|
Sepeda Motor
|
0,75 x 2,00
|
Sumber:
Ditjen Perhubungan Darat,1998
Tabel 2.2 Lebar Bukaan
Pintu Kendaraan
Jenis
bukaan pintu
|
Penggunaan dan/atau peruntukan
fasilitas parkir
|
Gol.
|
Pintu
depan/belakang terbuka tahap awal 55 cm
|
1.
Karyawan/pekerja kantor Tamu/pengunjung pusat kegiatan perkantoran,
2.
perdagangan, pemerintah, universitas
|
I
|
Pintu depan/belakang terbuka penuh
75 cm
|
Pengunjung tempat olahraga,pusat hiburan/rekreasi,hotel,
pusat perdagangan, rumah sakitdan bioskop
|
II
|
Pintu depan terbuka penuh dan
ditambah untuk pergerakan kursi
|
Orang cacat
|
III
|
Sumber:
Ditjen Perhubungan Darat,1998
Sebagaimana telah
diuraikan di atas bahwa satuan ruang parkir (SRP) digunakan untuk mengukur
kebutuhan ruang parkir. Tetapi untuk menentukan satuan ruang parkir tidak
terlepas dari pertimbangan-pertimbangan seperti halnya satuan-satuan lain.
Demikian juga halnya
untuk menentukan satuan ruang parkir (SRP) didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan hal sebagai berikut ini :
Pola Parkir
Untuk
melakukan suatu kebijaksaan yang berkaitan dengan parkir, terlebih dahulu perlu
dipikirkan pola parkir yang akan diimplementasikan. Pola parkir tersebut akan
baik apabila sesuai dengan kondisi yang ada. Pola parkir tersebut adalah
sabagai berikut :
1.
Pola Parkir Pararel
Pola
parkir ini menampung kendaraan lebih sedikit dibandingkan dengan pola parkir
bersudut.
2.
Pola Parkir Bersudut
a.
Membentuk Sudut 30°, 45°, 60°
Pola
parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan dengan pola
parkir pararel. Kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan maneuver masuk dan
keluar ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan pola parkir dengan
sudut 90°.
b.
Pola parkir ini mempunyai daya tampung
lebih banyak jika dibandingkan dengan pola parkir pararel. Tetapi kemudahan dan
kenyamanan pengemudi melakukan
maneuver masuk dan keluar
ruangan
parkir lebih sedikit jika dibandingkan dengan sudut yang lebih kecil dari sudut
90°.
BAB III
ANALISA
Mall taman
anggrek memiliki 7 tingkat lantai pada bangunannya yang setiap lantainya
terdiri atas lantai basement (P1 dan
P2), lantai G (P3), lantai UG (P4 dan P5), lantai 1 (P6 dan P7), lantai 2 (P8),
lantai 3 (P9 dan P10), lantai 4 (P11 dan P12).
Akses pencapaian kendaraan pengunjung menuju mall taman anggrek bisa dari jalan
letjen s.parman dan arjuna utara. Namun bila melewati jalan s.parman kendaraan
akan melewati konektor kanal grogol yang
menghubungkan langsung menuju kawasan mall
taman anggrek.
Pada jalur sirkulasi kendaraan yang
melewati jalan letjen s.parrman untuk
memasuki kawasan mall taman anggrek.
Kondisi dalam jalur masuk jalan letjen s.parrman ini cukup ramai karena poros jalan yang berda
kawasan grogol tersebut. Kepadatan kendaraan pada jalur jalan ini biasa terjadi
di waktu sore hari baik pada hari biasa
(weekdays) maupun hari libur (weekend), namun dalam akses pencapaiannya tetap
mudah hanya terkendala bila terjadi kemcetan dan kepadatan kendaraan.
Pola sirkulasi kendaraan pada mall taman anggrek menggunakan pola
sirkulasi linear dan spiral. Pola sirkulasi linear digunakan pada alur
sirkulasi kendaraan secara horizontal pada setiap lantai parkiran kendaraan,
sedangkan pola sirkulasi spiral digunakan dalam alur kendaraan secara vertikal
menghubungkan parkiran setiap setiap lantainya. Terdapat tiga jalur spiral
(jalur A,B dan C) yang
Menghubungkan antara parkiran setiap lantainya, satu
jalur spiral A sebagai jalur naik kendaraan untuk penghuni condominium ,
sedangkan jalur spiral Bsebagai jalur naik turun kendaraan pengunjung mall taman anggrek dan penghuni
condominium dan jalur spiral C sebagai
jalur naik kendaraan pengunjung mall
taman anggrek. Patokan dalam pola parkir di mall
taman anggrek ini yaitu bila kendaraan ingin parkir anaik maka akan bertemu
dengan setiap angka parkir genap (P2,P4,P6,P8,P10,P12) sedangkan bila kendaraan
ingin keluar parkir turun maka akan bertemu setiap angka parkir ganjil
(P1,P3,P5,P7,P9,P11).
Pola sirkulasi pada lantai basement (P1 dan P2) memiliki pola linear pada bagian sirkulasi
kendaraan secara horizontal dan pola spiral pada sirkulasi vertikalnya. Pada
bagian lantai basement (P1 dan P2)
ini juga sirkulasi kendaraannya selain berfokus pada bagian jalan rontunda
spiral, teatapi memiliki pintu keluar dan pintu masuk yang berbeda. Dimana hal
ini memudahkan dalam menuju titik perbelanjaan yang di tuju oleh pengunjung.
Pola sirkulasi pada lantai G (P3) memiliki pola linear
pada bagian sirkulasi kendaraan secara horizontal dan pola spiral pada
sirkulasi vertikalnya. Pada lantai G (P3) parkirannya Berada dibagian belakang
bangunan yang terkoneksi langsung ke pusat perbelanjaan.
BAB IV
KESIMPULAN
Pola sirkulasi pada lantai UG (P4 dan P5) memiliki
pola linear pada bagian sirkulasi kendaraan secara horizontal dan pola spiral
pada sirkulasi vertikalnya. Pada lantai UG (P4 dan P5) parkirannya Berada
dibagian belakang bangunan yang terkoneksi langsung ke pusat perbelanjaan.
Pola sirkulasi
pada lantai 1 (P6 dan P7) memiliki pola linear pada bagian sirkulasi kendaraan
secara horizontal dan pola spiral pada sirkulasi vertikalnya. Pada lantai 1 (P6
dan P7) parkirannya Berada
dibagian belakang bangunan yang terkoneksi
langsung ke pusat perbelanjaan dan juga sebagai akses
masuk dan keluarnya kendaraan pengunjung mall
taman anggrek.
Pola sirkulasi pada lantai 2 (P8) memiliki pola linear
pada bagian sirkulasi kendaraan secara horizontal dan pola spiral pada
sirkulasi vertikalnya. Pada lantai 2 (P8) parkirannya Berada dibagian belakang
bangunan yang terkoneksi langsung ke pusat perbelanjaan.
Pola sirkulasi pada lantai 3 (P9 dan P10)
memiliki pola linear pada bagian sirkulasi kendaraan secara horizontal dan pola
spiral pada sirkulasi vertikalnya. Pada lantai 3 (P9 dan P10) parkirannya
Berada dibagian belakang bangunan yang terkoneksi langsung ke pusat
perbelanjaan.
Pola sirkulasi pada lantai 4 (P11
dan P12) memiliki pola linear pada bagian sirkulasi kendaraan secara horizontal
dan pola spiral pada sirkulasi vertikalnya. Pada lantai 4 (P11 dan P12)
parkirannya Berada dibagian belakang bangunan yang terkoneksi langsung ke pusat
perbelanjaan.
Kapasitas
parkir kendaraan pengunjung mall taman
anggrek
Kapasitas parkir kendaraan
pengunjung mall taman anggrek yaitu
4588 mobil. Dengan kapasitas perlantainya yaitu lantai basement (P1 dan P2) 956 mobil, lantai G (P3) 608 mobil, lantai UG
(P4 dan P5) 608 mobil, lantai 1 (P6 dan P7) 600 mobil, lantai 2 (P8) 600 mobil,
lantai 3 (P9 dan P10) 608 mobil, lantai 4 (P11 dan P12) 608 mobil.dalam
kapasitas yang begitu besar dan berada di setiap lantai bangunannya memberikan
keunggulan dalam aksesibilitas pengunjung mall dari parkiran menuju ke pusat
perbelanjaan yang ada di mall taman
anggrek ini.
Tata
letak parkir kendaraan pengunjung mall taman
anggrek
Tata letak parkir kendaraan pada mall taman anggrek ini memiliki pola
bentuk berderet horizontal, yang dimana letak parkir kendaraan sejajar satu
mobil dengan mobil yang lainya. Dengan peletak parkir kendaraan seperti ini
memberikan space atau ruang untuk
jalur sirkulasi kendaraannya cukup besar dan tentunya menghemat ruang.
sumber: http://www.taman-anggrek-mall.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar