Selasa, 31 Januari 2017

Tugas 3 Kritik Arsitektur

Sirkulasi Kendaraan Roda Empat Pengunjung Pada Mall Taman Anggrek Jakarta Barat

BAB I
DESKRIPSI OBJEK

Pertumbuhan dan perkembangan sentra-sentra bisnis dan perdagangan di kota jakarta pada zaman ini cukup maju. Hal ini didukung juga dengan bertambahnya pertumbuhan ekonomi khususnya di kawasan pusat perbelanjaan/shopping center di sekitar kota Jakarta barat. Dalam rangka menciptakan Jakarta sebagai pusat kota tujuan wisata belanja.
Tidak hanya dalam perkembangannya, namun dalam segala bidang pun pusat perbelanjaan memberikan dampak semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat, kebutuhan semakin bertambah, serta sifat konsumerisme manusia semakin mengemuka. Pada awal tahun 90-an mulai marak dibangun pusat-pusat perbelanjaan (shopping centre) yang kemudian seiring dengan perkembangannya dipadukan dengan konsep hiburan (entertainment), yang selanjutnya memicu perkembangan mall dengan berbagai konsep-konsep yang berbeda.
Namun pada zaman ini Arus urbanisasi yang sulit dibendung menyebabkan pertambahan penduduk yang sangat besar menyebabkan pertumbuhan kendaraan juga berkembang dan kebutuhan akan lahan parkir pada sebuah tempat pusat keramaian, contohnya pusat perbelanjaan /shopping center, mall dan sebagainya. Akibat dari hal ini pada beberapa pusat perbelanjaan di kota jakarta tidak memiliki kapasitas yang cukup besar dalam segi  tempat parkir yang bisa menampung kendaraan pegunjung dan juga beberapa pusat perbelanjaan/shopping center yang  sirkulasi kendaraan dalam parkirannya tidak begitu baik contohnya pada bangunan mall taman anggrek di kota Jakarta barat , kendaraan pengunjung yang datang biasanya bingung bila mana ingin memarkirkan kendaraanya pada pusat perbelanjaan tersebut karena pola sirkulasinya kurang baik dan tempat parkir kendaraannya kurang terataur .hal ini memunculkan ide untuk mempelajari kesalahan pola sirkulasi dan letak tempat parkir kendaraan pada sebuah pusat perbelanjaan/shopping center mall taman anggrek.
Berdasarkan latar belakang tersebut tentang tempat parkir yang kurang dalam segi kapasitas parkir kendaraan,pola sirkulasi yang kurang baik dan tempat parkir kendaraan yang kurang teratur pada mall taman anggrek  jakarta, penulis menyimpulkan bahwa perlu adanya analisis pada pola sirkulasi kendaraan pengunjung dan letak parkir kendaraan yang kurang teratur.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.    Definisi sirkulasi adalah sebagai berikut:
1.      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sirkulasi adalah suatu peredaran (Sugono, 2008:1361).
2.      Menurut (Haris, 1975) menyebutkan bahwa sirkulasi merupakan suatu pola lalu lintas atau pergerakan yang terdapat dalam suatu area atau bangunan. Di dalam bangunan, suatu pola pergerakan memberukan keluwesan, pertimbangan ekonomis, dan fungsional.
3.      Tali yang terlihat dan menghubungkan ruang-ruang dalam suatu bangunan atau tali yang menghubungkan deretan ruang dalam dan ruang luar secara bersama-sama (Ching, 1973).
4.      Sistem sirkulasi adalah prasaran penghubung vital yang menghubungkan berbagai kegiatan dan penggunaan suatu lahan di atas suatu area dan di dalam bangunan yang mempertimbangkan aspek fungsional, ekonomis, keluwesan dan kenyamanan (Tofani, 2011).

B.     Fungsi Sirkulasi
Menurut (Ching : 265) fungsi sebuah sirkulasi adalah sebagai elemen penyambung inderawi yang menghubungkan ruang-ruang sebuah bangunan, atau serangkaian ruang eksterior atau interior manapun secara bersama-sama.

C.    Jenis – Jenis Sirkulasi
Jenis – jenis sirkulasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Tofani (2011) dalam laporan tugas akhirnya, menyebutkan pada dasarnya sirkulasi dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan fungsinya, yaitu:

1.      Sirkulasi Manusia: Pergerakan manusia akan mempengaruhi sistem sirkulasi dalam tapak. Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau plaza yang membentuk hubungan erat dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak. Hal yang perlu diperhatikan, antara lain lebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, lampu jalan, dan fasilitas penyeberangan (Hari, 2009). Selain itu ada beberapa ciri dari sirkulasi manusia, yakni: 1) kelonggaran dan flaxsibel dalam bergerak, 2) berkecepatan rendah, dan 3) sesuai dengan skala manusia (Tofani, 2011).

2.      Sirkulasi Kendaraan: Hari (2008) mengungkapkan bahwa secara hierarki sirkulasi kendaraan dapat dibagi menjadi 2 jalur, yakni antara lain: 1) jalur distribusi, jalur untuk gerak perpindahan lokasi (jalur cepat), dan 2) jalur akses, jalur yang melayani hubungan jalan dengan pintu masuk bangunan.

3.      Sirkulasi Barang: Sirkulsi barang umumnya disatukan atau menumpang pada sistem sirkulasi lainnya. Namun, pada perancangan tapak dengan fungsi tertentu sistem sirkulasi barang menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Contoh sitem sirkulasi barang secara hovizontal dan vertikal adalah lift barang, conveyor belt, jalur troli, dan lain-lain (Rahmah, 2010).

D.    Pola Sirkulasi
Pola sirkulasi atau Konfigurasi jalur menurut (Ching : 265) dapat dibagi menjadi 6, yakni sebagai berikut :

1.      Linear

Seluruh jalur adalah linear. Namun, jalur yang lurus dapat menjadi elemen pengatur yang utama bagi serangkaian ruang. Sebagai tambahan, jalur ini dapat berbentuk kurvaliear atau terpotong-potong, bersimpangan dengan jalur lain, bercabang, atau membentuk putaran balik.

2.      Radial
Sebuah konfigurasi radial memiliki jalur-jalur linear yang memanjang dari atau berakhir di sebuah titik pusat bersama.
3.      Spiral
Sebuah konfigurasi spiral merupakan sebuah jalur tunggal yang menerus yang berawal dari sebuah titik pusat, bergerak melingkar, dan semakin lama semakin jauh darinya.
4.      Grid
Sebuah konfigurasi grid terdiri dari dua buah jalur sejajar yang berpotongan pada interval-interval regular dan menciptakan area ruang berbentuk bujursangkar atau persegi panjang.
5.      Jaringan
Sebuah konfigurasu jaringan terdiri dari jalur-jalur yang menghubungkan titik-titik yang terbentuk di dalam ruang.
6.      Komposit
Pada kenyataanya, sebuah bangunan biasanya menggunakan kombinasi pola-pola yang berurutan. Titik-titik penting pada pola manapin akan menjadi pusat aktivitas, akses-akses masuk kedalam ruangan dan aula serta tempat bagi sirkulasi vertikal yang di sediakan dengan tangga, ram, dan elevator. Titik-titik ini menyelingi jalur pergerakan menuju sebuah bangunan dan memberikan kesempatan untuk berhenti sejenak, beristirahat, dan melakukan orientasi ulang. Untuk mencegah terjadinya sebuah jalur cabang yang berbelit dan tidak berorientasi, perlu ada susunan hirarki di antara dan titik-titik sebuah bangunan dengan cara membedakan skala, bentuk, panjang, dan penempatan mereka.

A.    Shopping Center
Pengertian shopping center atau pusat perbelanjaan secara umum adalah kompleks pertokoan yang dikunjungi untuk membeli atau melihat dan membandingkan barang – barang dalam memenuhi kebutuhan ekonomi social masyarakat serta memberikan kenyamanan dan keamananberbelanja bagi pengunjung

Definisi Shopping Center
Shopping Center sebagai suatu sarana perdagangan terdiri dari berbagai jenis. Bila dilihat dari segi tata bahasa, pengertian pusat perbelanjaan dapat diuraikan sebagai berikut :
      Center (Pusat) :
1.      Sebuah titik dimana perhatian orang diarahkan.(Oxford Advanced Learner’s Dictionary)
2.      Sebuah tempat dimana aktifitas - aktifitas tertentu dikonsentrasikan. (Oxford Advanced Learner’s Dictionary)
3.      Tempat yang berada ditengah-tengah /mengumpul pada suatu dimana segala sesuatu dipusatkan pada tempat tersebut.

Shopping (Perbelanjaan) : suatu wadah yang menampung kelompok-kelompok dagang dalam melakukan kegiatan jual beli, penyaluran, pertukaran, dan pertemuan antara persediaan dan penawaran barang dan saja suatu sistem manajemen yang terencana. (Menurut Darlow dalam endelosed shopping centers).

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat ditarik secara garis besar definisi Shopping Center adalah :
Suatu kumpulan toko-toko eceran dalam suatu kelompok yang sedikit banyak ada hubungannya satu sama lain disuatu tempat biasanya diciptakan oleh seorang pembangun, yang kemudian menyewakan toko-toko itu kepada orang lain, seringkali persetujuan sewa menyewa itu menetapkan bahwa hanya terdapat satu toko dari jenis dalam pusat perbelanjaan tersebut, bahwa masing masing toko itu akan penjualannya, dan lain-lain. (Menurut Rahman dalam ensiklopedia ekonomi keuangan perdagangan)
B.     Kendaraan Roda Empat
Perkembangan transportasi atau kendaraan dalam sejarah bergerak dengan sangat perlahan, berevolusi dengan terjadi perubahan sedikit-demi sedikit, yang sebenarnya diawali dengan perjalanan jarak jauh berjalan kaki pada zaman paleolithic. Sejarah manusia menunjukkan bahwa selain berjalan kaki juga dibantu dengan pemanfaatan hewan yang menyeret suatu muatan yang tidak bisa diangkat oleh manusia dan penggunaan rakit di sungai.

Pengertian Kendaraan

Defnisi kendaraan menurut wikipedia Kendaraan atau angkutan atau wahana adalah alat transportasi, baik yang digerakkan oleh mesin maupun oleh makhluk hidup. Kendaraan ini biasanya buatan manusia (mobil, motor, kereta, perahu, dan pesawat), tetapi ada yang bukan buatan manusia dan masih bisa disebut kendaraan, seperti gunung es dan batang pohon yang mengambang. Kendaraan tidak bermotor dapat juga digerakkan oleh manusia atau ditarik oleh hewan, seperti gerobak.
     
Menurut Wikipedia kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik untuk pergerakkannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran dalam, namun motor listrik dan mesin jenis lain (misalnya kendaraan listrik hibrida dan hibrida plug-in) juga dapat digunakan. Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya berjalan di atas jalanan. Jenis-jenis kendaraan bermotor dapat bermacam-macam, mulai dari mobil, bus, sepeda motor, kendaraan off-road, truk ringan, sampai truk berat (https://id.wikipedia.org/wiki/Kendaraan_bermotor).

Fungsi Kendaraan

Menurut morlok (1984) Fungsi kendaraan diklasifikasikan menjadi beberapa bagian penting. Kendaraan memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector). Sedangkan manfaat kendaraan menjadi tiga klasifikasi yaitu:
1.      Manfaat Ekonomi 
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat kendaraan adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi. 
2.      Manfaat Sosial 
Kendaraan menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya :
·         Pertukaran atau penyampaian informasi
·         Pelayanan untuk perorangan atau kelompok
·         Perjalanan untuk bersantai
·         Memendekkan jarak
·         Memencarkan penduduk.
3.      Manfaat Politis 
kendaraan menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan negara, mengatasi bencana, dll. 
4.      Manfaat Kewilayahan 
Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman terutama yang berkaitan dengan sirkulasi dan mobilisasi serta perangsang pembangunan.


A.    Parkir
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum dilarang untuk parkir. Setiap pengendara kendaraan bermotor memiliki kecendrungan untuk mencari tempat untuk memarkir kendaraannya sedekat mungkin dengan tempat kegiatan atau aktifitasnya. Sehingga tempat-tempat terjadinya suatu kegiatan misalnya seperti tempat kawasan pariwisata diperlukan areal parkir.  Pembangunan sejumlah gedung atau tempat-tempat kegiatan umum sering kali tidak menyediakan areal parkir yang cukup sehingga berakibat penggunaan sebagian lebar badan jalan untuk parkir kendaraan (Warpani, 1990).
Pengertian Parkir
Menurut Pedoman Perencanaan dan Pengoperesian Fasilitas Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1998 parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara. Termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat- tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan dan menurunkan orang atau barang. PP No.43 tahun 1993 menjelaskan definisi parkir adalah suatu keadaan dimana kendaraan tidak  bergerak dalam jangka waktu tertentu atau tidak bersifat sementara.
1.      Tujuan
Menurut Pedoman Perencanaan dan Pengoperesian Fasilitas Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1998 tujuan didirikannya fasilitas parkir adalah :
·         Memberikan tempat istirahat kendaraan.
·         Menunjang kelancaraan arus lalu-lintas

Satuan Ruang Parkir
Suatu satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas dan buka pintu. Untuk hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil penumpang. Satuan ruang parkir digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang parkir. Tetapi untuk menentukan satuan ruang parkir tidak terlepas dari pertimbangan-pertimbangan seperti halnya satuan-satuan lain. Pada ruang parkir dikendalikan, ruang parkir harus diberi ruang marka pada permukaan jalan. Ruang parkir dibagi dalam dua bentuk, yaitu :
1.                      Ruang parkir sejajar; lebih diinginkan jika kendaraan-kendaraan berjalan melampaui ruang parkir tersebut dan kemudian masuk mundur. Ukuran standar untuk bentuk ini adalah 6,1 x 2,3 atau 2,4 meter.
2.     Ruang parkir bersudut, makin besar sudut masuknya, maka makin kecil luas daerah masing-masing ruang parkirnya, akan tetapi makin besar juga lebar jalan yang diperlukan untuk membuat lingkaran membelok bagi kendaraan yang memasuki ruang parkir.

Penentuan satuan ruang parkir (SRP) untuk masing-masing jenis kendaraan telah dianalisis sedemikian rupa dan dengan beberapa pendekatan. Penentuan SRP dibagi atas tiga jenis kendaraan dan berdasarkan penentuan SRP untuk mobil penumpang diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) golongan seperti pada tabel di bawah  ini:

Tabel 2.1 Penentuan satuan ruang parkir(SRP)
No.
Jenis Kendaraan
Pengguna dan/atau peruntukan fasilitas parkir
Satuan Ruang Parkir
1
a. Mobil Penumpang Untuk Golongan I
Karyawan/pekerja kantor, tamu/pengunjung pusat kegiatan perkantoran, perdagangan, pemerintahan, universitas.



2,30x 5,00
b. Mobil Penumpang Untuk Golongan II
Pengunjung tempat olahraga, pusat hiburan/rekreasi, hotel, pusat perdagangan eceran/swalayan, rumah sakit, bioskop.
2,50 x 5,00
c. Mobil Penumpang Untuk Golongan III
Orang cacat.

3,00 x 5,00
2
Sepeda Motor

0,75 x 2,00
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat,1998

Tabel 2.2 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan
Jenis bukaan pintu
Penggunaan dan/atau peruntukan fasilitas parkir

Gol.

Pintu depan/belakang terbuka tahap awal 55 cm
1.          Karyawan/pekerja kantor   Tamu/pengunjung pusat kegiatan perkantoran,
2.         perdagangan, pemerintah, universitas



I
Pintu depan/belakang terbuka penuh 75 cm
Pengunjung tempat olahraga,pusat hiburan/rekreasi,hotel, pusat perdagangan, rumah sakitdan bioskop



II
Pintu depan terbuka penuh dan ditambah untuk pergerakan kursi
Orang cacat

III
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat,1998

Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa satuan ruang parkir (SRP) digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang parkir. Tetapi untuk menentukan satuan ruang parkir tidak terlepas dari pertimbangan-pertimbangan seperti halnya satuan-satuan lain.
Demikian juga halnya untuk menentukan satuan ruang parkir (SRP) didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan hal sebagai berikut ini :
Pola Parkir
Untuk melakukan suatu kebijaksaan yang berkaitan dengan parkir, terlebih dahulu perlu dipikirkan pola parkir yang akan diimplementasikan. Pola parkir tersebut akan baik apabila sesuai dengan kondisi yang ada. Pola parkir tersebut adalah sabagai berikut :
1.      Pola Parkir Pararel
Pola parkir ini menampung kendaraan lebih sedikit dibandingkan dengan pola parkir bersudut.
2.      Pola Parkir Bersudut
a.       Membentuk Sudut 30°, 45°, 60°
Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan dengan pola parkir pararel. Kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan maneuver masuk dan keluar ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut 90°.
b.      Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan dengan pola parkir pararel. Tetapi kemudahan dan kenyamanan   pengemudi   melakukan   maneuver   masuk   dan keluar
ruangan parkir lebih sedikit jika dibandingkan dengan sudut yang lebih kecil dari sudut 90°.

BAB III

ANALISA


Mall taman anggrek memiliki 7 tingkat lantai pada bangunannya yang setiap lantainya terdiri atas lantai basement (P1 dan P2), lantai G (P3), lantai UG (P4 dan P5), lantai 1 (P6 dan P7), lantai 2 (P8), lantai 3 (P9 dan P10), lantai 4 (P11 dan P12).
Akses pencapaian kendaraan pengunjung menuju mall taman anggrek bisa dari jalan letjen s.parman dan arjuna utara. Namun bila melewati jalan s.parman kendaraan akan melewati konektor  kanal grogol yang menghubungkan langsung menuju kawasan mall taman anggrek.

 

 

         Pada jalur sirkulasi kendaraan yang melewati jalan letjen s.parrman  untuk memasuki kawasan mall taman anggrek. Kondisi dalam jalur masuk jalan letjen s.parrman  ini cukup ramai karena poros jalan yang berda kawasan grogol tersebut. Kepadatan kendaraan pada jalur jalan ini biasa terjadi di waktu sore hari baik  pada hari biasa (weekdays) maupun hari libur (weekend), namun dalam akses pencapaiannya tetap mudah hanya terkendala bila terjadi kemcetan dan kepadatan kendaraan.

Pola sirkulasi kendaraan pada mall taman anggrek menggunakan pola sirkulasi linear dan spiral. Pola sirkulasi linear digunakan pada alur sirkulasi kendaraan secara horizontal pada setiap lantai parkiran kendaraan, sedangkan pola sirkulasi spiral digunakan dalam alur kendaraan secara vertikal menghubungkan parkiran setiap setiap lantainya. Terdapat tiga jalur spiral (jalur A,B dan C) yang
Menghubungkan antara parkiran setiap lantainya, satu jalur spiral A sebagai jalur naik kendaraan untuk penghuni condominium , sedangkan jalur spiral Bsebagai jalur naik turun kendaraan pengunjung mall taman anggrek dan penghuni condominium  dan jalur spiral C sebagai jalur naik kendaraan pengunjung mall taman anggrek. Patokan dalam pola parkir di mall taman anggrek ini yaitu bila kendaraan ingin parkir anaik maka akan bertemu dengan setiap angka parkir genap (P2,P4,P6,P8,P10,P12) sedangkan bila kendaraan ingin keluar parkir turun maka akan bertemu setiap angka parkir ganjil (P1,P3,P5,P7,P9,P11).


 

Pola sirkulasi pada lantai basement (P1 dan P2) memiliki pola linear pada bagian sirkulasi kendaraan secara horizontal dan pola spiral pada sirkulasi vertikalnya. Pada bagian lantai basement (P1 dan P2) ini juga sirkulasi kendaraannya selain berfokus pada bagian jalan rontunda spiral, teatapi memiliki pintu keluar dan pintu masuk yang berbeda. Dimana hal ini memudahkan dalam menuju titik perbelanjaan yang di tuju oleh pengunjung.



Pola sirkulasi pada lantai G (P3) memiliki pola linear pada bagian sirkulasi kendaraan secara horizontal dan pola spiral pada sirkulasi vertikalnya. Pada lantai G (P3) parkirannya Berada dibagian belakang bangunan yang terkoneksi langsung ke pusat perbelanjaan.

BAB IV
KESIMPULAN

Pola sirkulasi pada lantai UG (P4 dan P5) memiliki pola linear pada bagian sirkulasi kendaraan secara horizontal dan pola spiral pada sirkulasi vertikalnya. Pada lantai UG (P4 dan P5) parkirannya Berada dibagian belakang bangunan yang terkoneksi langsung ke pusat perbelanjaan.
Pola sirkulasi pada lantai 1 (P6 dan P7) memiliki pola linear pada bagian sirkulasi kendaraan secara horizontal dan pola spiral pada sirkulasi vertikalnya. Pada lantai 1 (P6 dan P7) parkirannya Berada
dibagian belakang bangunan yang terkoneksi
langsung ke pusat perbelanjaan dan juga sebagai akses masuk dan keluarnya kendaraan pengunjung mall taman anggrek.
Pola sirkulasi pada lantai 2 (P8) memiliki pola linear pada bagian sirkulasi kendaraan secara horizontal dan pola spiral pada sirkulasi vertikalnya. Pada lantai 2 (P8) parkirannya Berada dibagian belakang bangunan yang terkoneksi langsung ke pusat perbelanjaan.
Pola sirkulasi pada lantai 3 (P9 dan P10) memiliki pola linear pada bagian sirkulasi kendaraan secara horizontal dan pola spiral pada sirkulasi vertikalnya. Pada lantai 3 (P9 dan P10) parkirannya Berada dibagian belakang bangunan yang terkoneksi langsung ke pusat perbelanjaan.
Pola sirkulasi pada lantai 4 (P11 dan P12) memiliki pola linear pada bagian sirkulasi kendaraan secara horizontal dan pola spiral pada sirkulasi vertikalnya. Pada lantai 4 (P11 dan P12) parkirannya Berada dibagian belakang bangunan yang terkoneksi langsung ke pusat perbelanjaan.

Kapasitas parkir kendaraan pengunjung mall taman anggrek
Kapasitas parkir kendaraan pengunjung mall taman anggrek yaitu 4588 mobil. Dengan kapasitas perlantainya yaitu lantai basement (P1 dan P2) 956 mobil, lantai G (P3) 608 mobil, lantai UG (P4 dan P5) 608 mobil, lantai 1 (P6 dan P7) 600 mobil, lantai 2 (P8) 600 mobil, lantai 3 (P9 dan P10) 608 mobil, lantai 4 (P11 dan P12) 608 mobil.dalam kapasitas yang begitu besar dan berada di setiap lantai bangunannya memberikan keunggulan dalam aksesibilitas pengunjung mall dari parkiran menuju ke pusat perbelanjaan yang ada di mall taman anggrek ini.

Tata letak parkir kendaraan pengunjung mall taman anggrek
Tata letak parkir kendaraan pada mall taman anggrek ini memiliki pola bentuk berderet horizontal, yang dimana letak parkir kendaraan sejajar satu mobil dengan mobil yang lainya. Dengan peletak parkir kendaraan seperti ini memberikan space atau ruang untuk jalur sirkulasi kendaraannya cukup besar dan tentunya menghemat ruang.


sumber: http://www.taman-anggrek-mall.com/