Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhan mereka,
Konstruksi berkelanjutan adalah :
Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan diterapkan pada siklus konstruksi secara penuh dari ekstraksi, pengolahan bahan baku, perencanaan, desain, konstruksi bangunan dan infrastruktur, hingga pembongkaran dan pengelolaan sisa bahan buangan.
Suatu proses menyeluruh yang bertujuan memulihkan, menjaga keharmonisan antara lingkungan alami
& buatan seraya menciptakan pemukiman yang meneguhkan martabat manusia dan mendorong pemerataan ekonomi.
Pada
dasarnya, konstruksi rumah yang baik adalah konstruksi yang menerapkan
konsep pembangunan berkelanjutan, dalam hal ini rumah ramah
lingkungan. Sangat disayangkan, kurang dari satu persen bangunan di
Indonesia masih belum menerapkan konsep konstruksi berkelanjutan ini.
Konstruksi berkelanjutan merupakan prinsip pembangunan yang diterapkan
mulai dari pemanfaatan bahan baku, perencanaan, infrastruktur, dan
pengelolaan limbah.
Konsep
konstruksi berkelanjutan menekankan peningkatan efisiensi dalam
penggunaan air, energi, dan material bangunan mulai dari desain,
pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu. Selain itu konstruksi
berkelanjutan merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan yang
merupakan proses pemeliharaankeseimbangan kehidupan secara ekologis,
sosial, dan ekonomis.
Penggunaan
bahan material sangat berperan besar dalam pelaksanaan konstruksi
bangunan yang ramah lingkungan. Akibat pemanasan global berbagai inovasi
produk industri terus berkembang dalam dunia bahan bangunan.
Penggunaan material bangunan yang tepat dapat menghasilkan bangunan
berkualitas yang ramah lingkungan.
Dalam
proses pembangunan rumah ramah lingkungan sebaiknya dilakukan survei
terlebih dahulu, untuk menentukan alternatif material bahan bangunan
yang bersifat praktis dan mampu memberi solusi yang tepat bagi kebutuhan
bangunannya. Pemilihan material bahan bangunan berpengaruh pada
konsumsi energi bangunan tersebut. Pada saat didirikan, konsumsi energi
bangunan tersebut berkisar antara 5-13% sedangkan 87-95% merupakan
angka konsumsi energi bangunan selama masa hidup bangunan tersebut.
Sebagai
contoh penggunaan material bahan untuk membangun rumah ramah
lingkungan yaitu pembangunan bangunan hijau. Yang dimaksud bangunan
hijau disini adalah bangunan yang menggunakan material bahan bangunan
yang lebih memperhatikan keadaan alam.
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;
- tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
- dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
- dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
- bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
- bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
Penggunaan
baja ringan dan alumunium untuk kerangka bangunan utama dan atap mulai
dilakukan sebagai pengganti material kayu. Beredarnya isu illegal
logging akibat penebangan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan
bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian terhadap
kelestarian bumi. Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa
tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan
bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, anti karat, anti
keropos, anti rayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga
tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan
perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
Untuk
kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai
digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging)
akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan
berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan
terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan
mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.
Kusen
jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai
generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan
dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu
kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan
desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat
energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu
diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam
warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
Bahan
dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu
bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur,
semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap
tekanan tinggi, daya serap airrendah, kedap suara, dan menyerap panas
matahari secara signifikan.
Penggunaan
keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk
inovatif desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan,
pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif
beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan
suasana ruang yang bervariasi. Bangunan menggunakan bahan bangunan yang
tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Beberapa produsen telah membuat
produk dengan inovasi baru yang meminimalkan terjadinya kontaminasi
lingkungan, mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan
optimalisasi bahan baku alternatif, dan menghemat penggunaan energi
secara keseluruhan.
Bahan
baku yang ramah lingkungan berperan penting dalam menjaga kelestarian
lingkungan bumi. Beragam inovasi teknologi proses produksi terus
dikembangkan agar industri bahan baku tetap mampu bersahabat dengan
alam. Industri bahan bangunan sangat berperan penting untuk menghasilkan
bahan bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan.
Semen,
keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama
dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan
konsep bangunan ramah lingkungan.
Kehalusan permukaan dan warna
bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar bangunan, warna
cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik dan
menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu
meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori
mudah meluncurkan panas dan meluncurkannya kembali jika suhu udara
disekitarnya menurun. Sangat bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan
bangunan alami seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.
Di samping itu diperlukan teknik
insulasi yang baik untuk meredam pancaran panas genteng ke ruang di
bawahnya (kasur ijuk sangat baik sebagai isolasi atap di bawah genteng
daripada nylon wool). Dalam ruang atap yang tertutup rapat, terjadi
udara yang lebih panas dari sinar matahari atau suhu udara luar. Panas
pada ruang atap akan dipancarkan ke bawah ke langit-langit dan
dipancarkan lagi ke ruang fungsional di bawahnya.
Dalam
hal sanitasi, septic tank dengan penyaring biologis (biological filter
septic tank) berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus
untuk tidak mencemari lingkungan, memiliki sistem penguraian secara
bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan, antibocor
atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta
tidak membutuhkan perawatan khusus.
Kotoran diproses penguraian
secara biologis dan filterisasi secara bertahap melalui tiga
kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan
sarana pencuci hama yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan
limbah kotoran tidak menyebabkan pencemaran pada air tanah dan
lingkungan.
Ikllim mikro di sekitar
bangunan perlu dikendalikan dengan memanfaatkan tanaman hijau yang
berdaun gelap dan lebat. Sangat ideal jika 30% – 70% volume ruang lahan
bangunan terisi tanaman hijau dan 30% – 70% luasan permukaan tanah
tidak ditutupi material keras.
Dengan demikian pembangunan menggunakan material yang berkelanjutan dapat menimbulkan efek yang positif dan baik bagi kesehatan dan tentunya lebih ramah lingkungan, selain itu bahan ini lebih tahan lama bila dibanding dengan bahan yang tidak berkelanjutan atau yang tidak ramah lingkungan.
refrence :
http://mynickisdidit.blogspot.com/2012/01/bahan-bangunan-ramah-lingkungan.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1302/1/arsitektur-indira.pdf http://www.imagebali.net/detail-artikel/304-menerapkan-rumah-ramah-lingkungan-yang-dapat-menghemat-biaya-konstruksi-bangunan.php
Tidak ada komentar:
Posting Komentar