TEMA BANGUNAN HEMAT ENERGI
Jika kita berbicara mengenai sebuah bangunan yang hemat energi, maka kita akan bertanya tanya mengapa harus hemat energi ? sedangan perubahan jaman dari tahun ke tahun semakin modern, pada dasarnya bangunan hemat energi saat ini memang sangatlah penting, kenapa kita harus menghemat energi dengan bangunan bangunan yang akan kita dirikan, ini semua berkaitan dengat masalah global warming yang melanda ke seluruh penjuru dunia memang sudah seharusnya menjadi sorotan utama bagi para perancang untuk memikirkan bagaimana seharusnya bangunan yang akan didirikan menjadi sebuah bangunan yang hemat energi sekaligus memiliki fungsi dan kriteria yang diinginkan oleh owner.
Bangunan hemat energi di indonesia memang masih sulit ditemukan bila di bandingkan dengan bangunan yang ada di eropa, amerika dan yang lainnya padahal secara perbandingan bangunan yang didirikan dengan menggunakan bahan bahan dan memakai konsep hemat energi tentu akan lebih nyaman di gunakan dan lebih efektif bila dibandingkan dengan bangunan bangunan yang tidak menggunakan hemat energi, sebagai contoh adalah pemanfaatan tabir surya sebagai bahan baku dari matahari sebagai pembangkit alami listrik dan menyalurkannya untuk kegiatan sehari hari, dengan penggunaan ini maka defisit pengeluaran uang untuk membayar listrik yang akan di keluarkan pun tentu akan semakin kecil dan penghematan terhadap alam pun bisa di lakukan.
Bahan bakar batu bara memang menjadi bahan baku utama pembangkit listrik saat ini di dunia akan tetapi pada saatnya nanti jika tidak dilakukan penanganan secara serius dalam jangka waktu yang tidak lama lagi mungkin penggunaan batu bara akan habis, maka mau tidak mau kita harus mencari alternatif yang baru, salah satunya dengan penggunaan tabir surya sebagai bahan pengganti batu bara untuk energi listrik, pemanfaatan ini sangatlah efektif bila di terapkan di indonesia, mengingat indonesia adalah negara denan iklim tropis, matahari yang terpancar selama 12 jam dari pagi sampai sore hari jika di salurkan kedalam tabir surya sebagai energi alternatif sangatlah cukup untuk menjangkau kegiatan sehari hari.
Selain menggunakan tabir surya untuk penghematan energi di dalam suatu bangunan, maka penanaman tumbuhan, pepohonan ataupun penghijauan di dalam suatu bangunan pun bisa menangkal global warming, dengan konsep go green pada setiap bangunan yang ada, bukan tidak mungkin jakarta yang merupakan ibu kota jakarta bisa menjadi sebuah ibu kota yang sejuk dan nyaman seperti 50 tahun yang lalu.
berikut adalah beberapa opsi di dalam penghematan energi di dalam suatu bangunan yang memakai konsep go green
Dengan melakukan konservasi energi, yaitu diantaranya :
• Membatasi penggunaan air, contohnya : pada toilet menggunakan urinoar, tidak menggunakan bak air.
• Pengurangan penggunaan lampu, contohnya : memaksimalkan bukaan pada bangunan, void pada atap bangunan.
• Efisiensi energi pada bangunan, contohnya : tidak menggunakan AC, memperbanyak ventilasi alami seperti ventilasi silang, mengurangi panas pada beberapa bangunan, dan penggunaan Green roof.
Bekerja sama dengan iklim dan lingkungan sekitar
• Memanfaatkan orientasi bangunan terhadap arah peredaran matahari (mengurangi radiasi panas)
• Memanfaatkan bayangan pada desain sebagai peneduh
• Memasukkan cahaya alami pada bangunan
• Memanfaatkan air hujan untuk menyiram tanaman sekitar
Menghormati lingkungan
• Berusaha memperbanyak daerah resapan air, misalnya dengan menggunakan material paving block untuk tempat parkir, jalur pedestrian, dsb.
• Mengurangi lantai bangunan yang menempel langsung ke tanah
• Vegetasi dimanfaatkan semaksimal mungkin
• Memanfaatkan pohon peneduh untuk menciptakan suasana teduh dan sejuk serta tidak berkesan panas
Meminimalisir pengguanaan sumber daya baru
. Penggunaan bahan yang sustainable, seperti : bambu
• Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa bekisting dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.
• Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama atau sisa-sisa bekisting.
• Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya, terutama untuk material yang semakin jarang seperti kayu.
refrence : http://wahyumuliatmi.blogspot.com/2011/10/green-arsitektur.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar